cerita sekarang dan yang akan datang
hidup hanya sekali
Rabu, 05 Oktober 2011
PERBEDAAN
kenapa di dunia ini harus ada perbedaan , kenapa ga sama aja !. ya Allah kenapa harus ada orang bodo dan pintar kenapa ga pintar semua kenapa ga kaya semua ?? kenapa harus ada konflik di dunia ini , kenapa ga kau tentramkan semua nya , ya allah jika saya mencintai orang non muslim , apa kah saya harus memendam rasa itu apa yang harus saya lakukan , bukankah cinta itu anugrah yang di berikan allah swt ?? apa yang harus saya lakukan ToT
Rabu, 28 September 2011
aliff dan indah
semua di awali tanpa kesengajan pertemuan antara aliff dan indah semua terjadi ketika alif berlibur ke sebuah villa di kabupaten bandung . tiga hari pertemuan itu berlanjut di danau yang indah kebun teh berjajaran hutan-hutan menunjang tinggi ke langit aliff dan indah mengisi hari" itu penuh dengan kebahagian bersama teman" nya
, kebersamaan aliff dan indah terbawa sampe ke hati masing" , sampe pada akhir nya aliiff kembali ke jakarta untuk sekolah sedangkan indah baru akan pindah sekolah di jakarta .indah yakin apabila kita jodoh pasti akan bertemu lagi .
, laksana jodoh , garis yang suda di tentukan tuhan , aliff dan indah bertemu kembali walaupun aliff sudah mempunyai pacar 'laela' walaupun aliff tidak mencintai pacar nya , aliff berpacaran dengan laela karena perintah ibu nya
, hingga kemudian sebuah kecelakaan merenggut pitta suara dan panca mata aliff sehingga tidak bisa melihat dan bicara . pada saat itu lah aliff ingin pergi dan lepas sebagai boneka mamanya . aliff ibarat boneka yang rusak yang hancur yang ga bisa apa" . dan aliff pun pergy dari rumah untuk tidak di temani oleh siapa" termasuk sahabat" nya . dan pada mula nya indah menyusul aliff pergy ke desa dan melepaskan sekolah nya di jakarta untuk menemani sang aliff . indah tak sedikit pun membiarkan aliff sedih dan disitulah alif kembali tersenyum bersama indah dan bersemangat kembali dalam menjalani cobaan nya
. dan disitulah tempat awal aliff dan indah bertemu dan kembali bersatu seperti sebuah kalimat manusia boleh pergi namun cinta akan tetap untuk selama" nya , dan mereka pun bahagia dengan cinta nya cinta yang abadi sampe mati..............................
, kebersamaan aliff dan indah terbawa sampe ke hati masing" , sampe pada akhir nya aliiff kembali ke jakarta untuk sekolah sedangkan indah baru akan pindah sekolah di jakarta .indah yakin apabila kita jodoh pasti akan bertemu lagi .
, laksana jodoh , garis yang suda di tentukan tuhan , aliff dan indah bertemu kembali walaupun aliff sudah mempunyai pacar 'laela' walaupun aliff tidak mencintai pacar nya , aliff berpacaran dengan laela karena perintah ibu nya
, hingga kemudian sebuah kecelakaan merenggut pitta suara dan panca mata aliff sehingga tidak bisa melihat dan bicara . pada saat itu lah aliff ingin pergi dan lepas sebagai boneka mamanya . aliff ibarat boneka yang rusak yang hancur yang ga bisa apa" . dan aliff pun pergy dari rumah untuk tidak di temani oleh siapa" termasuk sahabat" nya . dan pada mula nya indah menyusul aliff pergy ke desa dan melepaskan sekolah nya di jakarta untuk menemani sang aliff . indah tak sedikit pun membiarkan aliff sedih dan disitulah alif kembali tersenyum bersama indah dan bersemangat kembali dalam menjalani cobaan nya
. dan disitulah tempat awal aliff dan indah bertemu dan kembali bersatu seperti sebuah kalimat manusia boleh pergi namun cinta akan tetap untuk selama" nya , dan mereka pun bahagia dengan cinta nya cinta yang abadi sampe mati..............................
Rabu, 14 September 2011
ARTIKEL ISLAMI
Republika, 04 Feb 2000
DEN HAAG malam itu menggigil dalam suhu udara 3 derajat Celcius. "Inilah masjid kita," kata M Chaeron, mantan Ketua Persatuan Pemuda Muslim se Eropa (PPME), kepada Republika di Den Haag. Dari luar, bangunan itu tidak mirip dengan masjid umumnya. Rumah panjang bertingkat dua, tanpa kubah. Suasana masjid baru terlihat ketika masuk ke dalam. Ada mihrab dan bentangan sajadah. Masjid Al-Hikmah di Heeswijkpein, Moerwijk kota Den Haag itu awalnya adalah gereja Immanuel.
Pada akhir 1995, di saat umat Islam Indonesia berupaya keras mengumpulkan dana untuk mendirikan masjid -- setelah musholah Al-Ittihad tidak dapat lagi menampung jamaah yang terus bertambah -- Probosutedjo, pengusaha Indonesia, membeli gereja tersebut dan mewakafkannya atas nama kakaknya RH Haris Sutjipto, yang wafat di Leiden, Desember 1995 setelah dirawat di kota itu. Masjid itu diserahterimakan Probo untuk umat Islam pada 1 Juli 1996.
Mengapa gereja? Untuk mendirikan bangunan baru di Belanda tidak mudah, sementara ketika itu banyak gereja yang tidak lagi difungsikan dan dijual kepada umum. Menurut Ahmad Nafan Sulchan, salah seorang pendiri PPME, masyarakat sekitar gereja lebih senang gereja itu dijadikan masjid daripada digunakan untuk kepentingan lain, diskotik misalnya.
Gereja Immanuel itu kini menjadi masjid. Lantai bawah digunakan untuk pengajian dan kegiatan remaja Islam. Lantai atas untuk shalat. Pada Ramadhan lalu, masjid Al-Hikmah dipenuhi warga Indonesia, yang diperkirakan lebih 5.000 orang.
Berdirinya Masjid Al-Hikmah memperpanjang deretan jumlah masjid di Belanda. Pada 1990 saja, jumlah masjid sudah mencapai 300 di seluruh Belanda. Ini meningkat jauh dari 1971, yang ketika itu hanya terdapat beberapa buah, di antaranya Masjid Mubarak yang didirikan kalangan Ahmadiyah (1953), dan Masjid Maluku An-Nur di Balk. Masjid Maluku itu didirikan eks anggota Koninklijk Nederlandse Indische Leger (KNIL). Pada 1951-1952 sekitar 12 ribu anggota KNIL beserta keluarganya dari Maluku dibawa ke Belanda. Sebagian mereka beragama Kristen, sebagian lainnya Islam. Saat ini diperkirakan terdapat lebih 50 ribu orang Maluku di Belanda.
Berdasarkan data statistik Central Bureau de Statistiek 1994, jumlah umat Islam dari 15.341.553 jumlah penduduk Belanda saat itu, menempati posisi ketiga (3,7 persen), setelah Katolik Roma (32 persen), dan Kristen Protestan (22 persen). Sebanyak 40 persen warga Belanda mengaku tidak beragama, dan sekitar 0,5 persen pemeluk Hindu. Pada 1971, jumlah umat Islam 54.300 jiwa, dan meningkat pesat pada 1993 menjadi 560.300 jiwa. Kenaikan rata-rata 0,6 persen setahun. Umat Islam itu berasal dari Turki (46 persen), Maroko (38,8 persen), Suriname (6,2 persen), Pakistan (2,2 persen), Mesir (0,7 persen), Tunisia (0,9 persen), Indonesia (1,6 persen), dan lainnya (3,9 persen). Bertambahnya jumlah umat Islam dari tahun ke tahun itu, diperkirakan berasal dari imigran dan sebagian lain mendapatkan hidayah, dan pernikahan.
Islam di Belanda awalnya diperkenalkan sekelompok mubaligh Ahmadiyah. Kelompok yang menamakan dirinya Holland Mission ini giat berdakwah melalui diskusi dan berbagai tulisan. Mereka juga menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Belanda.
Dalam In het Land van de Overheerser karya Harry A Poeze, seperti dikutip Muhammad Hisyam dalam buku PPME; Sekilas Sejarah dan Peranannya dalam Dakwah Islam di Nederland, orang Islam pertama yang datang ke Belanda justru adalah Abdus Samad, Duta Besar Kesultanan Aceh untuk Belanda, pada tahun 1602. Hanya saja, kedatangan Abdus Samad ketika itu tidak dalam misi dakwah, selain waktu kunjungan yang singkat.
Selain Ahmadiyah, Islam mulai berkembang melalui orang-orang Indonesia. Ketika Belanda menerapkan politik etis, orang-orang Indonesia yang sebagian besar beragama Islam, berdatangan ke Belanda. Pada 1930-an, mereka mendirikan Perkoempoelan Islam. Organisasi, yang didirikan seorang Belanda Van Beetem yang kemudian berganti nama menjadi Mohammad Ali, ini diakui pemerintah Belanda, dan merupakan organisasi Islam pertama.
Selanjutnya, pada 1951-1952, sekitar 12 ribu anggota KNIL yang sebagian besar berasal dari Maluku, sebanyak 200 di antaranya beragama Islam, datang ke Belanda. Mereka yang semula ditempatkan dalam satu kamp dengan non-Muslim, lalu memisahkan diri dan bergabung sesama Muslim di kamp Wijldemaerk, Desa Balk, Provinsi Friesland. Di sinilah mereka membangun Masjid An-Nur yang dipimpin Haji Ahmad Tan. Sebagian lain, yang pindah ke Riiderkerk, mendirikan Masjid Baiturrahman yang indah pada 1990. Masjid ini pendanaannya dibantu Pemerintah Belanda.
Pertemuan pertama diadakan pada musim dingin awal Januari 1971 di Den Haag. Hadir ketika itu dari Rotterdam yakni Gus Dur, T Razali, Moh Chaeron, A Hambali Maksum, Abdul Muiz Kaderi, Rais Mustafa, dan Moh Sayuti Suaib. Dari Den Haag hadir Ramhat Zitter, Amir Alhajri, dan Jus Muhtar; dari Jerman Abdul Wahid Kadungga, Ali Baba, dan A Donny.
Pada 12 April 1971, PPME resmi dibentuk. Ketua ketika itu dipilih Abdul Wahid Kadungga, sekteratis Hambali Maksum. Gus Dur ketika itu diunggulkan memimpin organisasi ini, namun ia menolak karena berencana pulang ke Indonesia.
Ahmad Nafan Sulchan bercerita, jika ke Belanda Gus Dur selalu bertemu dengan para pengurus PPME, bahkan menginap di Mushola Al-Ittihad yang didirikan PPME. Beberapa bulan sebelum menjadi Presiden RI, Gus Dur sempat mengatakan bahwa jika ia datang lagi ke Belanda, ia tidak lagi bisa bebas seperti semula karena sudah diatur protokoler."Ternyata, benar. Gus Dur kini menjadi Presiden," ujar Nafan kepada Republika di Den Haag dua pekan lalu.
Mushola Al-Ittihad yang terletak di Daguerrestr No 2 Den Haag itu, juga pernah dikunjungi tokoh-tokoh Indonesia, antara lain Jenderal Purn AH Nasution, Ruslan Abdul Gani, Munawir Sadjzali, Nurcholis Madjid, WS Rendra, Emha Ainun Nadjib, dan Taufik Abdullah.
Setelah PPME terbentuk di Belanda, dua tahun kemudian di Jerman dibentuk pula PPME. Pernyataan berdirinya PPME pada 19 Januari 1973 itu antara lain ditandatangani oleh Akias AM, Romdhon Bernama Kusumah, AM Saefuddin, Saiful Rangkuti, Hasbi Tirtapraja, Sofyan Sadeli, Suparwata Rasyid, Titie Bernama Kusumah, Syamsuddin, Masykur Abdullah. Ketua umum dijabat Rasjid Soeparwata, seketaris umum Sofyan Sadeli. Sedangkan AM Saefuddin, mantan Menpangan, sebagai penasihat.
Dengan berdirinya PPME Jerman, status PPME Belanda akhirnya dinaikkan menjadi Dewan Pimpinan Pusat PPME, sedangkan Jerman menjadi Dewan Perwakilan Wilayah. Juga dibentuk DPW lain, yakni DPW Holland dengan cabang antara lain Amsterdam, Den Haag, Rotterdam, dan Delf. Di Jerman, dibentuk cabang Dortmund, Frankfurt, Darmstadt, Offenbach, Giessen, dan Berlin.
Dalam perjalanannya, PPME yang menyadari posisi umat Islam minoritas, menjalin kerjasama organisasi-organisasi Islam internasional. Kontak-kontak kerjasama antara lain dilakukan dengan Mu'tamar al-'Alam al Islami di Pakistan, Muslim Word League di Makkah, Rabithah al-'Alam al-Islami di Makkah, dan World Assembly of Muslim Youth (WAMY) di Riyad. Hubungan dengan lembaga-lembaga tersebut antara lain soal buku-buku dan informasi. PPME adalah anggota tetap WAMY.
Hubungan kerjasama juga dilakukan dengan organisasi-organisasi Islam di Belanda dan Jerman, antara lain dengan organisasi Islam Turki, Maroko, Tunisia, dan Suriname. Di Belanda, juga berdiri Nederlandse Islamitische Parlement (NIP), organisasi yang bergerak dalam bidang penggalangan dan penyatuan organisasi-organisasi Islam di Belanda. Selain itu ada pula Federasi Organisatie Muslim Nederland. Federasi ini berfungsi mewakili kepentingan umat Islam dalam hubungannya dengan Pemerintah Belanda. Hubungan PPME dengan organisasi-organisasi itu antara lain menyangkut tukar menukar informasi.
Dalam skala besar, PPME menjalin hubungan dengan Rabithah Alam Islami, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), dan Stichting Der Islamitische Gemeenten in Suriname (SIS), dalam mengirim dai-dai ke Suriname. Melalui PPME pula, sejumlah alumni Timur Tengah berhasil direkrut sebagai guru agama di Suriname.
Selain itu, PPME juga ikut memprakarsai berdirinya Federatie Organisaties Muslim Nederland, yang diketuai tokoh Muslim Belanda Abdul Wahid van Bommel. Organisasi ini kemudian bubar dan diganti Islamitische Informatie Centrum.
Untuk internal, PPME pun giat mendorong remaja Muslim belajar Islam. Menurut Chaeron, mantan ketua PPME periode 1976-1979, pada setiap libur para remaja Islam dari Amsterdam, Den Haag maupun Rotterdam melaksanakan flits school atau pesantren kilat. "Kita perlu terus menerus memberikan pengajaran agama kepada mereka," ujar mantan wartawan Harian Abadi ini.
Dalam kegiatan dakwah dan sosial, PPME antara lain melakukan pengislaman, mengorganisasi perjalanan haji/umroh, pernikahan, dan memelihara solidaritas kekeluargaan. Dalam pengislaman, menurut laporan kerja kepengurusan periode pertama (71-73), PPME mengislamkan 21 orang (enam lelaki, 15 perempuan). Tahun 1984-1986 sebanyak sembilan orang yang terdiri diri dari orang Indonesia, Belanda, dan Inggris. Periode berikutnya sebanyak enam keluarga atau 33 orang. Jumlah seluruhnya tidak ada data resmi.
PPME juga memanfaatkan media elektronik dalam berdakwah. Melalui Kepala Seksi Siaran Bahasa Indonesia di Radio Hilversum, Ny Ardamari Sudji, pada 1970-an PPME diberikan kesempatan untuk mengisi siaran khusus Mimbar Jumat di radio tersebut. Namun sejak Januari 1994, acara itu ditiadakan lagi karena munculnya peraturan dari Pemerintah Belanda menghapuskan acara-acara yang tidak diprioritaskan atas pertimbangan keuangan.
PPME telah berbuat banyak. Masjid Al-Hikmah, yang semula adalah bangunan gereja, pun berdiri kokoh. Dalam buku tamu di pintu masuk masjid, Republika menulis pesan: Insya Allah, dari sini, dari masjid ini, Islam berjaya kembali di Eropa. asro kamal rokan
Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 2000
DEN HAAG malam itu menggigil dalam suhu udara 3 derajat Celcius. "Inilah masjid kita," kata M Chaeron, mantan Ketua Persatuan Pemuda Muslim se Eropa (PPME), kepada Republika di Den Haag. Dari luar, bangunan itu tidak mirip dengan masjid umumnya. Rumah panjang bertingkat dua, tanpa kubah. Suasana masjid baru terlihat ketika masuk ke dalam. Ada mihrab dan bentangan sajadah. Masjid Al-Hikmah di Heeswijkpein, Moerwijk kota Den Haag itu awalnya adalah gereja Immanuel.
Pada akhir 1995, di saat umat Islam Indonesia berupaya keras mengumpulkan dana untuk mendirikan masjid -- setelah musholah Al-Ittihad tidak dapat lagi menampung jamaah yang terus bertambah -- Probosutedjo, pengusaha Indonesia, membeli gereja tersebut dan mewakafkannya atas nama kakaknya RH Haris Sutjipto, yang wafat di Leiden, Desember 1995 setelah dirawat di kota itu. Masjid itu diserahterimakan Probo untuk umat Islam pada 1 Juli 1996.
Mengapa gereja? Untuk mendirikan bangunan baru di Belanda tidak mudah, sementara ketika itu banyak gereja yang tidak lagi difungsikan dan dijual kepada umum. Menurut Ahmad Nafan Sulchan, salah seorang pendiri PPME, masyarakat sekitar gereja lebih senang gereja itu dijadikan masjid daripada digunakan untuk kepentingan lain, diskotik misalnya.
Gereja Immanuel itu kini menjadi masjid. Lantai bawah digunakan untuk pengajian dan kegiatan remaja Islam. Lantai atas untuk shalat. Pada Ramadhan lalu, masjid Al-Hikmah dipenuhi warga Indonesia, yang diperkirakan lebih 5.000 orang.
Berdirinya Masjid Al-Hikmah memperpanjang deretan jumlah masjid di Belanda. Pada 1990 saja, jumlah masjid sudah mencapai 300 di seluruh Belanda. Ini meningkat jauh dari 1971, yang ketika itu hanya terdapat beberapa buah, di antaranya Masjid Mubarak yang didirikan kalangan Ahmadiyah (1953), dan Masjid Maluku An-Nur di Balk. Masjid Maluku itu didirikan eks anggota Koninklijk Nederlandse Indische Leger (KNIL). Pada 1951-1952 sekitar 12 ribu anggota KNIL beserta keluarganya dari Maluku dibawa ke Belanda. Sebagian mereka beragama Kristen, sebagian lainnya Islam. Saat ini diperkirakan terdapat lebih 50 ribu orang Maluku di Belanda.
Berdasarkan data statistik Central Bureau de Statistiek 1994, jumlah umat Islam dari 15.341.553 jumlah penduduk Belanda saat itu, menempati posisi ketiga (3,7 persen), setelah Katolik Roma (32 persen), dan Kristen Protestan (22 persen). Sebanyak 40 persen warga Belanda mengaku tidak beragama, dan sekitar 0,5 persen pemeluk Hindu. Pada 1971, jumlah umat Islam 54.300 jiwa, dan meningkat pesat pada 1993 menjadi 560.300 jiwa. Kenaikan rata-rata 0,6 persen setahun. Umat Islam itu berasal dari Turki (46 persen), Maroko (38,8 persen), Suriname (6,2 persen), Pakistan (2,2 persen), Mesir (0,7 persen), Tunisia (0,9 persen), Indonesia (1,6 persen), dan lainnya (3,9 persen). Bertambahnya jumlah umat Islam dari tahun ke tahun itu, diperkirakan berasal dari imigran dan sebagian lain mendapatkan hidayah, dan pernikahan.
Islam di Belanda awalnya diperkenalkan sekelompok mubaligh Ahmadiyah. Kelompok yang menamakan dirinya Holland Mission ini giat berdakwah melalui diskusi dan berbagai tulisan. Mereka juga menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Belanda.
Dalam In het Land van de Overheerser karya Harry A Poeze, seperti dikutip Muhammad Hisyam dalam buku PPME; Sekilas Sejarah dan Peranannya dalam Dakwah Islam di Nederland, orang Islam pertama yang datang ke Belanda justru adalah Abdus Samad, Duta Besar Kesultanan Aceh untuk Belanda, pada tahun 1602. Hanya saja, kedatangan Abdus Samad ketika itu tidak dalam misi dakwah, selain waktu kunjungan yang singkat.
Selain Ahmadiyah, Islam mulai berkembang melalui orang-orang Indonesia. Ketika Belanda menerapkan politik etis, orang-orang Indonesia yang sebagian besar beragama Islam, berdatangan ke Belanda. Pada 1930-an, mereka mendirikan Perkoempoelan Islam. Organisasi, yang didirikan seorang Belanda Van Beetem yang kemudian berganti nama menjadi Mohammad Ali, ini diakui pemerintah Belanda, dan merupakan organisasi Islam pertama.
Selanjutnya, pada 1951-1952, sekitar 12 ribu anggota KNIL yang sebagian besar berasal dari Maluku, sebanyak 200 di antaranya beragama Islam, datang ke Belanda. Mereka yang semula ditempatkan dalam satu kamp dengan non-Muslim, lalu memisahkan diri dan bergabung sesama Muslim di kamp Wijldemaerk, Desa Balk, Provinsi Friesland. Di sinilah mereka membangun Masjid An-Nur yang dipimpin Haji Ahmad Tan. Sebagian lain, yang pindah ke Riiderkerk, mendirikan Masjid Baiturrahman yang indah pada 1990. Masjid ini pendanaannya dibantu Pemerintah Belanda.
Muslim Indonesia
Seperti Muslim Maluku, Ahmadiyah, Maroko, Suriname, dan Tunisia -- yang mendirikan organisasi, tempat ibadah, dakwah, dan membina agama bagi kelompoknya -- Muslim Indonesia pun membentuk kelompok tersendiri. Selain Perkoempoelan Islam, juga berdiri Persatuan Pemuda Muslim se Eropa (PPME) pada 1971. PPME yang hingga kini tetap bertahan, didirikan oleh mahasiswa dan pemuda Indonesia di Belanda dan Timur Tengah. Menurut Ahmad Nafan Sulchan, para mahasiswa Indonesia dari Timur Tengah, termasuk Abdurrahman Wahid (Gus Dur) -- kini Presiden RI -- umumnya memilih Belanda dan Jerman sebagai tempat liburan. Melalui diskusi-diskusi intensif, para pemuda dan mahasiswa Indonesia di perantauan tersebut, akhirnya disepakati dibentuknya sebuah organisasi.Pertemuan pertama diadakan pada musim dingin awal Januari 1971 di Den Haag. Hadir ketika itu dari Rotterdam yakni Gus Dur, T Razali, Moh Chaeron, A Hambali Maksum, Abdul Muiz Kaderi, Rais Mustafa, dan Moh Sayuti Suaib. Dari Den Haag hadir Ramhat Zitter, Amir Alhajri, dan Jus Muhtar; dari Jerman Abdul Wahid Kadungga, Ali Baba, dan A Donny.
Pada 12 April 1971, PPME resmi dibentuk. Ketua ketika itu dipilih Abdul Wahid Kadungga, sekteratis Hambali Maksum. Gus Dur ketika itu diunggulkan memimpin organisasi ini, namun ia menolak karena berencana pulang ke Indonesia.
Ahmad Nafan Sulchan bercerita, jika ke Belanda Gus Dur selalu bertemu dengan para pengurus PPME, bahkan menginap di Mushola Al-Ittihad yang didirikan PPME. Beberapa bulan sebelum menjadi Presiden RI, Gus Dur sempat mengatakan bahwa jika ia datang lagi ke Belanda, ia tidak lagi bisa bebas seperti semula karena sudah diatur protokoler."Ternyata, benar. Gus Dur kini menjadi Presiden," ujar Nafan kepada Republika di Den Haag dua pekan lalu.
Mushola Al-Ittihad yang terletak di Daguerrestr No 2 Den Haag itu, juga pernah dikunjungi tokoh-tokoh Indonesia, antara lain Jenderal Purn AH Nasution, Ruslan Abdul Gani, Munawir Sadjzali, Nurcholis Madjid, WS Rendra, Emha Ainun Nadjib, dan Taufik Abdullah.
Setelah PPME terbentuk di Belanda, dua tahun kemudian di Jerman dibentuk pula PPME. Pernyataan berdirinya PPME pada 19 Januari 1973 itu antara lain ditandatangani oleh Akias AM, Romdhon Bernama Kusumah, AM Saefuddin, Saiful Rangkuti, Hasbi Tirtapraja, Sofyan Sadeli, Suparwata Rasyid, Titie Bernama Kusumah, Syamsuddin, Masykur Abdullah. Ketua umum dijabat Rasjid Soeparwata, seketaris umum Sofyan Sadeli. Sedangkan AM Saefuddin, mantan Menpangan, sebagai penasihat.
Dengan berdirinya PPME Jerman, status PPME Belanda akhirnya dinaikkan menjadi Dewan Pimpinan Pusat PPME, sedangkan Jerman menjadi Dewan Perwakilan Wilayah. Juga dibentuk DPW lain, yakni DPW Holland dengan cabang antara lain Amsterdam, Den Haag, Rotterdam, dan Delf. Di Jerman, dibentuk cabang Dortmund, Frankfurt, Darmstadt, Offenbach, Giessen, dan Berlin.
Dalam perjalanannya, PPME yang menyadari posisi umat Islam minoritas, menjalin kerjasama organisasi-organisasi Islam internasional. Kontak-kontak kerjasama antara lain dilakukan dengan Mu'tamar al-'Alam al Islami di Pakistan, Muslim Word League di Makkah, Rabithah al-'Alam al-Islami di Makkah, dan World Assembly of Muslim Youth (WAMY) di Riyad. Hubungan dengan lembaga-lembaga tersebut antara lain soal buku-buku dan informasi. PPME adalah anggota tetap WAMY.
Hubungan kerjasama juga dilakukan dengan organisasi-organisasi Islam di Belanda dan Jerman, antara lain dengan organisasi Islam Turki, Maroko, Tunisia, dan Suriname. Di Belanda, juga berdiri Nederlandse Islamitische Parlement (NIP), organisasi yang bergerak dalam bidang penggalangan dan penyatuan organisasi-organisasi Islam di Belanda. Selain itu ada pula Federasi Organisatie Muslim Nederland. Federasi ini berfungsi mewakili kepentingan umat Islam dalam hubungannya dengan Pemerintah Belanda. Hubungan PPME dengan organisasi-organisasi itu antara lain menyangkut tukar menukar informasi.
Dalam skala besar, PPME menjalin hubungan dengan Rabithah Alam Islami, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), dan Stichting Der Islamitische Gemeenten in Suriname (SIS), dalam mengirim dai-dai ke Suriname. Melalui PPME pula, sejumlah alumni Timur Tengah berhasil direkrut sebagai guru agama di Suriname.
Selain itu, PPME juga ikut memprakarsai berdirinya Federatie Organisaties Muslim Nederland, yang diketuai tokoh Muslim Belanda Abdul Wahid van Bommel. Organisasi ini kemudian bubar dan diganti Islamitische Informatie Centrum.
Untuk internal, PPME pun giat mendorong remaja Muslim belajar Islam. Menurut Chaeron, mantan ketua PPME periode 1976-1979, pada setiap libur para remaja Islam dari Amsterdam, Den Haag maupun Rotterdam melaksanakan flits school atau pesantren kilat. "Kita perlu terus menerus memberikan pengajaran agama kepada mereka," ujar mantan wartawan Harian Abadi ini.
Dalam kegiatan dakwah dan sosial, PPME antara lain melakukan pengislaman, mengorganisasi perjalanan haji/umroh, pernikahan, dan memelihara solidaritas kekeluargaan. Dalam pengislaman, menurut laporan kerja kepengurusan periode pertama (71-73), PPME mengislamkan 21 orang (enam lelaki, 15 perempuan). Tahun 1984-1986 sebanyak sembilan orang yang terdiri diri dari orang Indonesia, Belanda, dan Inggris. Periode berikutnya sebanyak enam keluarga atau 33 orang. Jumlah seluruhnya tidak ada data resmi.
PPME juga memanfaatkan media elektronik dalam berdakwah. Melalui Kepala Seksi Siaran Bahasa Indonesia di Radio Hilversum, Ny Ardamari Sudji, pada 1970-an PPME diberikan kesempatan untuk mengisi siaran khusus Mimbar Jumat di radio tersebut. Namun sejak Januari 1994, acara itu ditiadakan lagi karena munculnya peraturan dari Pemerintah Belanda menghapuskan acara-acara yang tidak diprioritaskan atas pertimbangan keuangan.
PPME telah berbuat banyak. Masjid Al-Hikmah, yang semula adalah bangunan gereja, pun berdiri kokoh. Dalam buku tamu di pintu masuk masjid, Republika menulis pesan: Insya Allah, dari sini, dari masjid ini, Islam berjaya kembali di Eropa. asro kamal rokan
Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 2000
-
Date: Fri, 04 Feb 2000 15:16:38 -0500 - From: Syaifuddin Ma'rifatullah <yd6cxj@technologist.com>
- To: Forum Umum Diskusi Islam <is-lam@isnet.org>
puisi agama
Mari sobat kita berjabat tangan
Walaupun ajaran kita berlainan
Tak perlu saling mengunggulkan
Berlombalah membuat kebajikan
Kebenaran haruslah kita tuju
Kebathilan dijauhkan
Tak perlu bermusuhan
Siapa tahu di surga k'lak kita bertemu
Mengapa masih saling memaki
Mengapa ada saja yang dipertentangkan
Mengapa harus memaksakan
Bahkan saling membunuhi
Andaikan saja segenap anak bangsa
Saling menghormati, menghargai dan sadar diri
Semua kita adalah bersaudara
Ibu pertiwi kan tersenyum bahagia
Tiada lagi duka dan air mata
Pun buruk sangka dan praduga
Ku ingin tersadar dari lamunan
Dan berkata ini bukan hanya impian
Walaupun ajaran kita berlainan
Tak perlu saling mengunggulkan
Berlombalah membuat kebajikan
Kebenaran haruslah kita tuju
Kebathilan dijauhkan
Tak perlu bermusuhan
Siapa tahu di surga k'lak kita bertemu
Mengapa masih saling memaki
Mengapa ada saja yang dipertentangkan
Mengapa harus memaksakan
Bahkan saling membunuhi
Andaikan saja segenap anak bangsa
Saling menghormati, menghargai dan sadar diri
Semua kita adalah bersaudara
Ibu pertiwi kan tersenyum bahagia
Tiada lagi duka dan air mata
Pun buruk sangka dan praduga
Ku ingin tersadar dari lamunan
Dan berkata ini bukan hanya impian
Minggu, 11 September 2011
NASEHAT SEORANG IBU KEPADA ANAK NYA
Nasehat Seorang Ibu pada Anaknya
Nasihat Seorang IBU pada Anaknya
Bismillahirahmanirahim,
Bismillahirahmanirahim,
Nak, jauh sebelum kau hadir dalam kehidupan ayah dan ibu, kami senantiasa bermohon kepada Allah Swt agar dikaruniai keturunan yang sholeh dan sholihah, yang taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, rajin beribadah dan belajar, serta dapat menjadi penerus dakwah Ilallaah.
Banyak rencana yang kami rancang, agar kelak bila kau hadir, kami sudah siap menjadi orang tua yang baik dan mampu mendidikmu dengan didikan yang sesuai dengan dinnul Islam, tuntunan kita seperti yang dicontohkan oleh Rosulullah Saw kepada kita.
Ayah dan Ibu ingin, kelak bila Allah mengamanahkan kepada kami seorang putri, maka dia akan berakhlaq seperti akhlaqnya Fatimah putri Rasulullah, dan bila Allah mengamanahkan seorang putra, maka dia akan seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Setelah tanda kehadiranmu mulai tampak, Ibu sering mual, muntah-muntah, sakit kepala dan sering mau pingsan, Ibu dan Ayah bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya, kami menjagamu sepenuh hati, serta senantiasa berharap, kelak kau lahir sebagai anak yang sehat, sempurna dan menyenangkan.
Sejak dalam rahim, kami mencoba menanamkan kalimat-kalimat tauhid kepadamu dan berupaya mengenalkanmu kepada Sang Pencipta, dengan bacaan ayat-ayat suci-Nya, dengan senandung-senandung shalawat Nabi, dengan nasyid-nasyid yang membangkitkan semangat da’wah dan rasa keimanan kepada Allah yang Esa.
Saat kau akan lahir, Ibu merasakan sakit yang amat sangat, seolah berada antara hidup dan mati, namun Ibu tidak mengeluh dan putus asa, karena bayangan kehadiranmu lebih Ibu rindukan dibanding dengan rasa sakit yang Ibu rasakan. Ibu tak henti-hentinya berdo’ a, memohon ampunan dan kekuatan kepada Allah. Ayahpun tidak tidur beberapa malam untuk memastikan kehadiranmu, menemani dan menguatkan Ibu, agar sanggup melahirkanmu dengan sempurna. Bacaan dzikir dan istighfar, senantiasa mengiringi kelahiranmu, nak.
Begitu kau lahir, sungguh rasa sakit yang amat sangat sudah terlupakan begitu saja. Setelah tangismu terdengar, seolah kebahagiaan hari itu hanya milik Ibu dan Ayah. Air mata yang tadinya hampir tak henti mengalir karena menahan sakit, berganti menjadi senyum bahagia menyambut kelahiranmu. Ibu dan Ayah bersyukur kepada Allah Swt, kemudian Ayah melantunkan bacaan adzan dan iqomat ditelingamu, agar kalimat yang pertama kali kau dengar adalah kalimat Tauhid yang harus kau yakini dan kau taati selama hidupmu.
Saat pertama kali kau isap air susu Ibu, Ibu merasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara. Ibu ingin memberikan semuanya kepadamu, agar kau segera tumbuh besar dan sehat. Ibu berupaya supaya ASI ini dapat mencukupi kebutuhanmu. Ibu berupaya untuk selalu dekat denganmu, dan selalu mengajakmu kemanapun Ibu pergi, supaya kapanpun kau lapar, Ibu selalu siaga memberikan air surgawi karunia Ilahi itu kepadamu.
Ibu berusaha untuk selalu siap siaga menjagamu, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Saat malam sedang tidur lelap, Ibu akan terjaga bila kau tiba-tiba menangis karena popokmu basah atau karena kau lapar. Saat sedang makan dan kau buang air besar, Ibu dengan rela menghentikan makan dan mengganti popokmu dulu. Dan semuanya, Ibu lakukan dengan senang hati, tanpa rasa risih dan jijik. Sejak kau masih dalam ayunan, Ibu senantiasa membacakan do'a dalam setiap kegiatan yang akan kau lakukan. Ibu bacakan do'a mau makan ketika kau hendak makan, do’a mau tidur ketika kau mau tidur, dan do’a apa saja yang harus kau tahu dan kau amalkan dalam kehidupan keseharianmu. Ibu bacakan selalu ayat kursi dan surat-surat pendek satu persatu setiap malam, dikala mengantarmu tidur, ayat-per ayat dan Ibu ulang berkali-kali hingga kau sanggup mengingatnya dengan baik, dengan harapan kau besar nanti menjadi penghafal Al Qu’ran.
Ketika kau sudah mampu berbicara, subhanallah, tanpa kami duga, kau telah hafal berbagai macam do’a dan beberapa surat pendek. Ibu bersyukur dan bangga kepadamu. Muncul harapan dalam hati ini, kelak kau tumbuh menjadi anak yang pintar dan rajin belajar.
Tatkala kau mulai belajar sholat, dan usai sholat kau lantunkan do’a untuk orang tua, walau dengan bacaan yang masih belum sempurna, bercucur air mata Ibu karena kau telah mampu melafalkan do’a itu. Timbul harapan dihati yang paling dalam, kelak hingga ketika Ibu dan Ayah tiada, kau tetap melantunkan do’a itu, karena do’amu akan memberikan kepada Ibu dan Ayah pahala yang tak henti-hentinya di yaumil-akhir. Kaulah asset masa depan bagi umi dan abi. Kau akan mampu menolong umi dan abi di yaumil-akhir nanti, bila kau menjadi anak yang sholihah.
Nak, kehadiranmupun memberikan kepada Ibu dan Ayah pelajaran yang sangat berharga, kau mengingatkan kami tatkala masih sepertimu. Mengingatkan dengan lebih kuat lagi, betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh kakek nenekmu kepada kami, hingga Ibu dan Ayah tumbuh dewasa dan bahkan sampai menjadi orang tua seperti mereka.
Ibu dan Ayah sangat menyayangimu, karena kami ingin kaupun menjadi anak yang penyayang terhadap sesama. Kami hampir selalu menyertakan kata sayang dibelakang namamu saat memanggilmu, supaya hatimu senang dan gembira bersama Ibu dan Ayah.
Saat kau memasuki usia sekolah, Kami carikan sekolah yang baik untukmu. Sekolah yang memiliki visi pendidikan seperti yang Ibu dan Ayah inginkan. Alhamdulillaah, saat kau mulai sekolah, telah banyak berdiri sekolah-sekolah Islam & Pesantren, sehingga kami tidak kesulitan mencarikan sekolah untukmu. Ayah mengantarmu ke sekolah setiap pagi dan Ibu mendampingimu selalu hingga kau berani ditinggal di sekolah sendiri.
Keperluan sekolahmu selalu kami upayakan, walau kadang harus dengan susah payah, agar kau bisa memperoleh pendidikan yang baik dan layak untuk kehidupanmu dimasa yang akan datang. Kami senantiasa berupaya membimbingmu untuk dapat melakukan segala sesuatu, agar saat besar nanti kau mampu melayani dirimu sendiri.
Bila Ibu dan Ayah tidak mau melayanimu untuk hal-hal yang sudah dapat kau lakukan sendiri, itu bukan berarti kami tidak menyayangimu, tapi justru sebaliknya. Karena Ibu dan Ayah sayang sekali padamu, kau tidak boleh terlalu dimanjakan, hingga saat kau besar nanti, kau jadi anak yang mandiri dan serba bisa.
Maafkan Ibu dan Ayah bila sekali waktu (atau bahkan sering) memarahimu ketika kau membuat kesalahan yang berulang-ulang. Sungguh, sebenarnya Ibu dan Ayah tak ingin memarahimu, namun kamipun sadar bahwa kau harus tahu dan harus dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, agar saat kau dewasa dan telah bergaul dengan masyarakat umum nanti, kau bisa memilih untuk selalu melakukan yang haq dan meninggalkan yang bathil. Semoga kau tidak salah sangka.
Maafkan pula bila Ibu dan Ayah selalu membatasi tontonan dan bacaanmu, karena dewasa ini sangat banyak media yang dapat merusak pendidikan yang sudah kami terapkan kepadamu. Itu semua kami lakukan, agar kau terpelihara dari hal-hal negatif yang akan mendangkalkan akhlaq dan perilakumu. Ibu dan Ayah ingin, kau menjadi anak yang faqih dalam hal agama, menjadi generasi Qur’ani, dan menjadi penerus dakwah Ilallaah.
Inilah harapan Ibu dan Ayah kepadamu, sangat banyak dan sangat ideal. Oleh karenanya, kami senantiasa memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah Yang Esa, yang Berkuasa dan Maha Agung, agar tidak salah langkah dalam mendidikmu.
Robbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyaatinaa qurrota a'yun waj’alnaa lilmuttaqiina imaaman. Aamiin
Al Faatihah …………
surat sayang dari allah
Surat Sayang dari Allah
Surat Sayang Dari ALLAH SWT
Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada-KU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapat-KU atau bersyukur kepada-KU atas sesuatu hal indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin ...
Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja ... AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapa-KU, tetapi nampaknya engkau terlalu sibuk ...
Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepada-KU tetapi engkau berlari ke telepon dan menghubungi seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru.
AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dalam semua kegiatanmu AKU fikir engkau terlalu sibuk sehingga tidak sempat mengucapkan sesuatu kepada-KU.
Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya...masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.
Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak menyapa-KU...
Saat tidur, KUpikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun nama-KU kau sebut. Padahal saat itu engkau menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu.
AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do'a, pikiran, atau syukur dari hatimu. Namun itu tak kunjung tiba dari dirimu.
Keesokan harinya...engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih sayang sebagaimana nama-KU yang tercantum dalam Asmaul Husna. Harapan-KU hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU. Tapi yang KU-tunggu ...tak kunjung tiba...tak juga kau menyapa-KU.
Setiap detik AKU berada dalam denyut nadimu, AKU bergerak dalam aliran darahmu.
Lima kali sehari AKU memanggilmu untuk hadir menghadap-KU. AKU merindukanmu wahai umat-KU. Subuh...Dzuhur...Ashar...Magrib...Isya...dan Subuh kembali, kau masih mengacuhkan AKU...tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, tak ada sepenggal rasa, tak ada kerinduan dan keinginan untuk bersujud kepada-KU...
Apa salah-KU padamu...wahai umat-KU ????? Rezeki yang KU-limpahkan, kesehatan yang KU-berikan, harta yang KU-relakan, makanan yang KU-hidangkan, anak-anak yang KU-rahmatkan, apakah ini semua tidak membuatmu ingat kepada-KU ???
Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa-KU, memohon perlindungan-KU, bersujud menghadap-KU ... yang selalu menyertaimu setiap saat ...
Bukankah sudah KU-katakan dalam firman-KU, seandainya engkau bersyukur kepada-KU, niscaya AKU tambahkan rezekimu .... namun bila engkau kufur pada-KU, percayalah bahwa azab-KU amatlah pedih !! Tidakkah engkau membacanya ???
Renungan :
Apakah kita memiliki cukup waktu untuk mengirimkan surat ini kepada orang-orang yang kita sayangi ? Untuk mengingatkan mereka bahwa segala apapun yang telah kita terima hingga saat ini, datangnya hanya dari ALLAH SWT semata...
Subhanallah ... wal hamdulillah ... Al Faatihah ......
jatuh cinta pandangan islam
Islam adalah agama fitrah, dan cinta adalah fitrah manusia yang ditanamkan oleh Allah sejak diciptakan, agar keturunan Nabi Adam tetap lestari dan tercipta cinta kasih di antara manusia sehingga hidup penuh dengan kerahmatan. Jatuh cinta kepada lawan jenis adalah hal normal dan sangat dianjurkan, Islam tidak melarang seseorang untuk jatuh cinta, mencintai dan dicintai. Hanya saja, Islam menunjukkan wadah yang suci melalui pernikahan untuk menyalurkan hasrat cinta sepasang manusia agar dapat bercinta dengan bebas sekaligus mendapat ridha dan diberkahi oleh Allah swt.
Allah swt berfirman yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa cinta dan kasih sayang……….. (Ar-Rum: 21)
Pernikahan adalah suatu wadah yang sangat mengagungkan nilai-nilai cinta dan supaya cinta itu tetap suci tidak terkotori oleh nafsu hewaniyah. Pada ayat di atas dijelaskan bahwa hati yang bersatu karena Allah (setelah menikah), maka Allah akan menyemai rasa cinta dan kasih sayang kepada pria atau wanita yang menjadi pasangan hidupnya. Sebelum menikah rasa cinta kepadanya akan biasa-biasa saja, tidak akan sekuat dan setulus ketika setelah menikah. Ikatan hati akan semakin kuat setelah menikah, karena akan tumbuh rasa lebih saling memiliki, saling menjaga dan dorongan untuk rela berkorban demi pasangan hidupnya.
Cinta yang tidak dikemas oleh pernikahan, akan terkesan hanya melampiaskan hawa nafsu belaka, maka tidak ada bedanya dengan hewan yang hanya bersenang-senang dengan lawan jenisnya tanpa ada ikatan yang sah. Ironisnya di akhir zaman sekarang ini, banyak yang lebih memilih menyalurkan hasrat cintanya pada wadah yang haram yang bertentangan dengan syariat Islam dan dimurkai oleh Allah swt yaitu pacaran.
Banyak yang beranggapan bahwa sebelum menikah hendaknya berpacaran terlebih dahulu, untuk mengetahui pribadi orang yang akan dinikahi, agar tidak menyesal di kemudian hari. Ini adalah anggapan yang salah dan menyesatkan. jika seseorang hendak menikah ia tidak perlu pacaran terlebih dahulu, apalagi sampai bertahun-tahun. Sang pria cukuplah ta’aruf dengan wanita yang ia sukai dengan datang ke rumah calon istrinya dan menanyakan prihalnya kepada orang tuanya, keluarga dan kerabatnya, dan juga bertanya kepada teman-temannya di sekolahnya maupun di tempat kerjanya. Sang wanitapun demikian, hendaknya ia meminta kepada kekasihnya apabila ia memang mencintainya, ia harus menemui orang tuanya atau walinya dan melamarnya untuk menikahinya. Ini adalah tuntunan Islam yang dijarkan oleh nabi Muhammad saw.
Sesungguhnya pacaran bukanlah suatu jaminan bagi sepasang kekasih yang melanjutkan kepelaminan pernikahannya akan bertahan lama, tidak sedikit kisah cinta mereka kandas di tengah jalan. Maka, jalinlah cinta kasih dalam wadah yang syar’I (pernikahan) yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya. Sehingga akan tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, di karuniai keturunan yang shalih dan shalihah dan cintanya tetap abadi sampai di surga-Nya nanti.
Allah swt berfirman yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa cinta dan kasih sayang……….. (Ar-Rum: 21)
Pernikahan adalah suatu wadah yang sangat mengagungkan nilai-nilai cinta dan supaya cinta itu tetap suci tidak terkotori oleh nafsu hewaniyah. Pada ayat di atas dijelaskan bahwa hati yang bersatu karena Allah (setelah menikah), maka Allah akan menyemai rasa cinta dan kasih sayang kepada pria atau wanita yang menjadi pasangan hidupnya. Sebelum menikah rasa cinta kepadanya akan biasa-biasa saja, tidak akan sekuat dan setulus ketika setelah menikah. Ikatan hati akan semakin kuat setelah menikah, karena akan tumbuh rasa lebih saling memiliki, saling menjaga dan dorongan untuk rela berkorban demi pasangan hidupnya.
Cinta yang tidak dikemas oleh pernikahan, akan terkesan hanya melampiaskan hawa nafsu belaka, maka tidak ada bedanya dengan hewan yang hanya bersenang-senang dengan lawan jenisnya tanpa ada ikatan yang sah. Ironisnya di akhir zaman sekarang ini, banyak yang lebih memilih menyalurkan hasrat cintanya pada wadah yang haram yang bertentangan dengan syariat Islam dan dimurkai oleh Allah swt yaitu pacaran.
Banyak yang beranggapan bahwa sebelum menikah hendaknya berpacaran terlebih dahulu, untuk mengetahui pribadi orang yang akan dinikahi, agar tidak menyesal di kemudian hari. Ini adalah anggapan yang salah dan menyesatkan. jika seseorang hendak menikah ia tidak perlu pacaran terlebih dahulu, apalagi sampai bertahun-tahun. Sang pria cukuplah ta’aruf dengan wanita yang ia sukai dengan datang ke rumah calon istrinya dan menanyakan prihalnya kepada orang tuanya, keluarga dan kerabatnya, dan juga bertanya kepada teman-temannya di sekolahnya maupun di tempat kerjanya. Sang wanitapun demikian, hendaknya ia meminta kepada kekasihnya apabila ia memang mencintainya, ia harus menemui orang tuanya atau walinya dan melamarnya untuk menikahinya. Ini adalah tuntunan Islam yang dijarkan oleh nabi Muhammad saw.
Sesungguhnya pacaran bukanlah suatu jaminan bagi sepasang kekasih yang melanjutkan kepelaminan pernikahannya akan bertahan lama, tidak sedikit kisah cinta mereka kandas di tengah jalan. Maka, jalinlah cinta kasih dalam wadah yang syar’I (pernikahan) yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya. Sehingga akan tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, di karuniai keturunan yang shalih dan shalihah dan cintanya tetap abadi sampai di surga-Nya nanti.
Langganan:
Postingan (Atom)